Tuesday, April 8, 2014

Pulang Kampung untuk Indonesia Lima Tahun Kedepan

Tadi pagi aku bertemu rekanku, sambil menikmati kopi kami pun ngobrol ngalor ngidul dari persoalan hobi, organisasi, politik, situasi daerah, nasional bahkan pada prediski Pemilu yang akan digelar besok 9 April 2014. Perdebatan hangat tentang peluang partai politik dan Capres serta Caleg yang akan duduk nantinya di DPR/D dan DPD pun menjadi hangat denga argumen masing-masing.

Setelah puas berdebat, aku pun berkata,"kamu besok memilih dimana?". Rekanku pun menjawab, "nah itu dia masalahnya, aku harus memilih di kampung, ongkos pulang kampung itu Rp. 50.000, kalau pergi=pulang ya Rp. 100.000, ditambah biaya makan dan rokok dijalan Rp. 30.000, pergi-pulang ya  Rp. 60.000, jadi harus butuh Rp. 160.000 untuk sekedar pulang memilih, makanya kalau aku pikir golput sajalah, jadi pengamat saja, menikmati pesta demokrasi ini".

Wah, aku pun berpikir, benar juga ya, kalau dihitung secara ekonomis jelas rugi keluarkan ongkos ratusan ribu hanya untuk memilih orang yang ketika duduk malah tidak pernah memeberikan perhatian bagi rakyatnya. Mungkin saja bila ada caleg yang bermurah hati memberikan ongkos pulang agar rekanku ini bisa menggunakan hak pilihnya. Aku pun melanjutkan pembicaraan, "kan bisa gunakan KTP dengan surat keterangan dari desa asal". Rekanku pun menjawab, "ya sama saja, aku harus pulang kampung meminta surat keterangan dari KPPS'.

Lama kami terdiam memikirkan soal yang satu ini. Tiba-tiba entah dapat wangsit dari mana, aku pun berkata, "sobat, mungkin kita perlu mengenang sejarah perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa raga, harta dan nyawa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka berani berkorban hanya untuk Indonesia yang bebas merdeka dari penjajah, kita sekarang ini hanya diminta menggunakan hak politik untuk memilih pemimpin yang akan memimpin bangsa Indonesia supaya lebih baik dan sejahtera. Masa' sih hanya berkorban ratusan ribu saja kita masih pikir-pikir untuk kebaikan bangsa ini lima tahun kedepan ya?"

Rekanku pun terdeiam, mungkin merenungi kata-kataku tadi yang seperti Bung Tomo sedang membakar semangat Arek-arek Surabaya untuk bertempur melawan penjajah. Setelah lama terdiam, rekanku pun berkata, " iya ya, masak hanya berkorban ratusan ribu untuk kebaikan bangsa kita aku masih berpikir seribu kali ya? Hmmm,,, ok aku harus pulang siang ini, hak pilihku harus digunakan untuk memilih caleg yang baik, ok sobat, saya pamit dulu, mau siap-siap pulang kampung, sampai ketemu lusa ya"
Aku pun  hanya tersenyum dan berkata, "ok siip, hati-hati dijalan ya, salam buat keluarga di kampung".

Fenomena diatas banyak terjadi dikalangan pelajar/mahasiswa/pekerja yang berasal dari desa/kampung untuk menempuh pendidikan atau bekerja di kota-kota. Kaum golput kebanyakan dari kalangan ini, karena biaya, mereka memilih untuk tidak pulang menggunakan hak pilihnya dan tidak mau repot mengurus hal-hal administratif lainnya agar bisa memilih diluar Daerah pemilihannya, apalagi libur hanya sehari.

Bagi rekan-rekan yang sementara pulang kampung untuk memilih hati-hati dijalan, semoga sampai di kampung dengan selamat dan berikan pemahaman politik yang baik kepada masyarakat. bagi yang Caleg selamat menantikan keputusan rakyat.

Aku juga harus pulang, sampai bertemu lagi. Pulang kampung untuk Indonesia yang lebih baik.

Share :

1 comment:

  1. Dapatkan Bonus Freechip Deposit Via OVOpay Indonesia!
    Proses Cepat, Praktis, Tidak Ada Jam Offline
    Syarat & Ketentuan Bonus Berlaku Untuk Semua User ID Di Bolavita
    Ayo Gabung Bersama Bolavita Di Website www. bolavita .site
    Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
    BBM: BOLAVITA
    WA: +628122222995

    ReplyDelete