Sunday, December 1, 2013

Ruhut Sitompul, Sang Kontroversi Namun Disukai


Ruhut Sitompul, SH, anggota DPR RI asal partai berlambang mercy ini sudah sangat terkenal di masyarakat Indonesia, baik sebagai pengacara, pemain sinetron maupun sebagai politisi. Walaupun akhir-akhir ini beliau terkenal dengan pernyataannya yang cenderung kontroversi dan bernada rasis, seperti menantang Jokowi untuk berdebat, sehingga kadang beliau sering dikecam dan di-bully di media sosial, namun pamor si Poltak tak pernah surut.

Kehadiran Ruhut Sitompul bersama Jafar Hafsah sebagai nara sumber pada kegiatan Seminar Empat Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan oleh MPR RI Fraksi PD pada tanggal 30 November 2013 di Gedung SKB di Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah merupakan sosok yang dinantikan oleh masyarakat Luwuk Kab. Banggai. 

Peserta yang semula hanya ditargetkan oleh pihak penyelenggara sejumlah 200 orang malah membludak hingga 300-an orang, melebihi kapasitas ruangan yang hanya mampu menampung kurang lebih 250 orang. Sehingga menyebabkan ruangan seminar yang digelar pada sore hari tersebut terasa panas.  Peserta yang hadir dari berbagai kalangan dan organisasi kepemudaan tersebut pun berebutan untuk foto bersama dengan kedua politisi senayan tersebut sejak dari gerbang di halaman gedung sampai kedalam ruang seminar. Keduanya pun dengan sabar meladeni permintaan para peserta untuk berfoto dan tanda tangan. Hal yang sama juga terjadi saat seminar usai.

Disela-sela seminar tersebut, Ruhut menyatakan bahwa bila orang tidak menyukainya maka pasti tidak ada yang mau berfoto bersama, tapi kenyataannya banyak yang minta untuk berfoto bersama.

Menurut Kamhar Lakumani, SP selaku penyelenggara seminar bahwa kehadiran Ruhut Sitompul dan Jafar Hafsah selain menjadi nara sumber seminar 4 pilar kebangsaan, juga untuk bertemu para kader Partai Demokrat di Kabupaten Banggai. Kamhar Lakumani merupakan salah satu calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah dari Partai Demokrat pada Pemilu 2014. Sebelum seminar, pada pagi hari Ruhut Sitompul menyempatkan diri mengunjungi para penjual di Pasar Simpong Luwuk

Memang kadang kontroversi bukan berarti benci. Terima kasih kepada bang Ruhut Sitompul dan bapak Jafar Hafsah yang telah mengunjungi Luwuk ibu kota Kabupaten Banggai di ujung timur Provinsi Sulawesi Tengah.




Selengkapnya

Thursday, November 28, 2013

Caleg Tertua, umur 954 Tahun !




Bila kita benar-benar ingin menjadi pemilih yang cerdas tentunya kita harus mengenal sosok calon yang akan kita pilih untuk mewakili kita duduk di lembaga legislatif. Namun, ada yang cukup "aneh" pada profil Daftar Caleg Tetap (DCT) anggota DPR RI. Salah seorang calon anggota DPR RI tertulis berusia 954 tahun!

Caleg tersebut adalah Hj Pinasti Ima HM, SH. Berdasarkan data DCT di website resmi KPU, caleg Partai NasDem nomor urut 1 dari dapil Jawa Tengah tersebut tertulis berusia 954 tahun. Bila ini benar, maka ini aka menjadi sesuatu rekor yang luar biasa. Caleg Tertua, Manusia Tertua di Dunia.

Namun, menurut Ferry M. Baldan pada akun twitter-nya @ferrymbaldan, bahwa caleg tersebut kelahiran 1959. Jadi, ini kemungkinan salah pengetikan. Siapa yang lalai?













Selengkapnya

Daftar Calon Tetap Anggota DPR RI Pada Pemilu 2014

Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi hak pilih akan menggunakan suaranya untuk mewakili dirinya duduk di kursi lembaga Legislatif DPR/D maupun untuk memilih pemimpin yaitu Presiden dan wakil Presiden RI.

Kita diharapkan dapat menggunakan hak pilih kita secara cerdas agar kualitas berdemokrasi dan pembangunan semakin baik. Maka penting bagi kita untuk mengenal siapa yang harus kita pilih.

Dibawah ini daftar nama-nama Calon Anggota DPR RI pada Pemilu 2014 silahkan didownload sesuai Daerah Pemilihan masing-masing.

1

Aceh I
Lihat PDF

2

Aceh II Lihat PDF

3

Sumatera Utara I Lihat PDF

4

Sumatera Utara II Lihat PDF

5

Sumatera Utara III Lihat PDF

6

Sumatera Barat I Lihat PDF

7

Sumatera Barat  II Lihat PDF

8

Riau I Lihat PDF

9

Riau II Lihat PDF

10

Jambi Lihat PDF

11

Sumatera Selatan I Lihat PDF

12

Sumatera Selatan II Lihat PDF

13

Bengkulu Lihat PDF

14

Lampung I Lihat PDF

15

Lampung II Lihat PDF

16

Bangka Belitung Lihat PDF

17

Kepulauan Riau Lihat PDF

18

DKI Jakarta I Lihat PDF

19

DKI Jakarta II Lihat PDF

20

DKI Jakarta III Lihat PDF

21

Jawa Barat I Lihat PDF

22

Jawa Barat II Lihat PDF

23

Jawa Barat III Lihat PDF

24

Jawa Barat IV Lihat PDF

25

Jawa Barat V Lihat PDF

26

Jawa Barat VI Lihat PDF

27

Jawa Barat VII Lihat PDF

28

Jawa Barat VIII Lihat PDF

29

Jawa Barat IX Lihat PDF

30

Jawa Barat X Lihat PDF

31

Jawa Barat XI Lihat PDF

32

Jawa Tengah I Lihat PDF

33

Jawa Tengah II Lihat PDF

34

Jawa Tengah III Lihat PDF

35

Jawa Tengah IV Lihat PDF

36

Jawa Tengah V Lihat PDF

37

Jawa Tengah VI Lihat PDF

38

Jawa Tengah VII Lihat PDF

39

Jawa Tengah VIII Lihat PDF

40

Jawa Tengah IX Lihat PDF

41

Jawa Tengah X Lihat PDF

42

DI Yogyakarta Lihat PDF

43

Jawa Timur I Lihat PDF

44

Jawa Timur II Lihat PDF

45

Jawa Timur III Lihat PDF

46

Jawa Timur IV Lihat PDF

47

Jawa Timur V Lihat PDF

48

Jawa Timur VI Lihat PDF

49

Jawa Timur VII Lihat PDF

50

Jawa Timur VIII Lihat PDF

51

Jawa Timur IX Lihat PDF

52

Jawa Timur X Lihat PDF

53

Jawa Timur XI Lihat PDF

54

Banten I Lihat PDF

55

Banten II Lihat PDF

56

Banten III Lihat PDF

57

Bali Lihat PDF

58

Nusa Tenggara Barat Lihat PDF

59

Nusa Tenggara Timur I Lihat PDF

60

Nusa Tenggara Timur II Lihat PDF

61

Kalimantan Barat Lihat PDF

62

Kalimantan Tengah Lihat PDF

63

Kalimantan Selatan I Lihat PDF

64

Kalimantan Selatan II Lihat PDF

65

Kalimantan Timur Lihat PDF

66

Sulawesi Utara Lihat PDF

67

Sulawesi Tengah Lihat PDF

68

Sulawesi Selatan I Lihat PDF

69

Sulawesi Selatan II Lihat PDF

70

Sulawesi Selatan III Lihat PDF

71

Sulawesi Tenggara Lihat PDF

72

Gorontalo Lihat PDF

73

Sulawesi Barat Lihat PDF

74

Maluku Lihat PDF

75

Maluku Utara Lihat PDF

76

Papua Lihat PDF

77

Papua Barat Lihat PDF



Sumber: KPU RI

Selengkapnya

Friday, November 22, 2013

Bukit "Country" : Dari Merk Rokok Menjadi Terkenal

Bukit Country tampak dari kejauhan
Nama bukit "Country" sudah cukup poupler bagi sebagian besar kalangan penggiat alam bebas di Luwuk Kabupaten Banggai. Keindahan panorama padang rumput savana yang bagaikan permadani kuning kehijauan seakan menyatu menyelimuti lekukan-lekukan bukit-bukit yang gersang. 

Bukit "Country" dengan ketinggian kurang lebih 600 Mdpl berada di kawasan Suaka Margasatwa Lombuyan Desa Salodik Kecamatan Luwuk Utara. Desa Salodik ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat kurang lebih 1 jam. Untuk sampai ke Bukit "Country" ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih selama 2 jam dengan melewati hutan pinus dan padang ilalang yang tumbuh dalam kawasan suaka margasatwa tersebut. Kadang juga kita bisa bertemu kawanan sapi milik masyarakat yang sengaja dilepaskan untuk mencari makan rumput muda yang banyak tumbuh di kawasan tersebut.

Pemandangan yang indah akan kita dapati selama perjalanan. Dari atas Bukit "Country" kita dapat menikmati pemandangan yang luas. Di sebelah timur kita dapat melihat Gunung Tompotika yang membiru diselimuti awan. Di sebelah utara kita disuguhkan dengan pemandangan laut Teluk Tomini dan tepian pantai Desa Siuna dan Desa Poh serta Tanjung Jepara. Di sebelah barat mata kita akan terhibur dengan hamparan padang savana dan sebagian hutan serta beberapa ladang milik penduduk. Di sebelah selatan kita akan dibuat terkagum-kagum dengan bukit yang ditumbuhi hutan lebat.

Hanya perlu diperhatikan, untuk menikmati keagungan ciptaan Tuhan yang Maha Esa dari atas Bukit "Country" sebaiknya pagi atau sore hari, jangan saat siang hari karena hawa udara sangat panas dan kulit  tubuh kita terbakar apalagi bila musim kemarau.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa bukit itu dinamakan bukit "Country" ? Begini ceritanya. Pada malam perayaan tahun baru dari 2005 ke 2006, beberapa anggota MAPALA UNTIKA Luwuk bermaksud Camping sambil menikmati malam tahun baru. Maka dipilihlah lokasi di Kawasan Suaka Margasatwa Lombuyan. Pada tanggal 31 Desember 2005 sore, Diatmoko sapoetra (Yoko), Imanuel Monggesang (Nuel), Gulbahar Ndilao (Bahar), Topan Sumaila (Opan), Moh. Syahrin Amin (Ain) dan Ramli Abby (Silas) berangkat dari Bonua nu MAPALA UNTIKA menuju lokasi SM. Lombuyan. 

Tiba di lokasi SM. Lombuyan sekitar pukul 17.00 Wita. Kemudian dilakukan pencarian lokasi untuk mendirikan tenda. Cukup lama juga berputar-putar mencari lokasi tempat perkemahan. Bahar dan Nuel menelusuri perbukitan. Akhirnya Bahar menemukan puncak bukit yang terbuka dan dapat melihat seluruh pemandangan kawasan SM. Lombuyan. Bahar pun memanggil Nuel untuk bersama-sama menikmati pemandangan dari atas bukit tersebut sambil tentunya foto-foto dengan kamera HP. Di bawah bukit, Yoko dan kawan-kawan memanggil untuk segera turun, berhubung waktu sudah malam sehingga diputuskan untuk mendirikan tenda di punggungan bukit yang jaraknya sekitar 200 M dari Bukit Country. 

Kebetulan lokasi tenda dekat sumber air mirip selokan namun versi anak pecinta alam layak dikonsumsi. Sambil memasak menu makan malam Bahar menceritakan pemandangan diatas bukit tadi. Sehingga disepakati untuk menikmati malam pergantian tahun diatas bukit. Sehabis makan malam, forum curhat pun di mulai. Masing-masing menceritakan kisah hidupnya khususnya percintaan secara bergantian dan ditanggapi oleh yang lain. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 23.00 Wita.Semuanya bergegas mendaki puncak bukit dengan membawa perlengkapan masak, air minum dan snack. Perlengkapan yang lain ditinggalkan dalam tenda.

Tiba diatas bukit, semuanya tercengang dengan keindahan pemandangan malam hari. Ribuan bintang dan sebagian sinar bulan menerangi seluruh kawasan, apalagi dari kejauhan tampak kelap-kelip lampu di Desa Poh dengan musik irama dero samar-samar terdengar. Beberapa teman memainkan lampu senter untuk sekedar bercanda. 

Sambil menikmati kopi dan asap rokok, canda tawa pun mulai dilantunkan. Pada pukul 00.00 Wita semuanya hening dan berdoa masing-masing. Berbagai harapan di tahun 2006 disampaikan dalam hati. Setelah itu, walaupun cuaca semakin dingin namun canda tawa pun dilanjutkan sambil menunggu sinar matahari pagi. Tiba-tiba Bahar menyeletuk "ini tempat macam bau tai sapi". Setelah di cek memang benar dimana-mana ada tai sapi yang sudah mengering. Semuanya pun tertawa. Tiba-tiba Nuel yang dikenal sangat jarang bicara pun menyeletuk "Ini tempat sudah ada padang dan penuh tai sapi kering, mirip di film cowboy yang country-country" Semua kembali tertawa dan berkata "itu rokokmu juga merk Country". Akhirnya semua sepakat menamakan bukit itu dengan nama "Bukit Country".

Matahari pun mulai mekar diufuk timur, Pagi 1 Januari 2006. Lagu grup band Power Slaves dengan judul "Jika Kau Mengerti" dari HP milik Nuel pun terdengar diantara kencangnya hembusan angin pagi. Begitulah ceritanya tentang asal mula penamaan Bukit Country yang terkenal sampai sekarang.






Selengkapnya

Monday, November 18, 2013

Pendakian Gunung Tompotika

Gunung Tompotika tampak dari Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah | Foto: Ananto Praticno
Gunung bagi seorang penggiat alam bebas atau pendaki merupakan sesuatu yang membuat kaki terasa gatal untuk terus menjejakkan langkah menelusuri lekukan permukaan tanahnya, menelusuri sungai dan menerobos hutan untuk menggapai puncak-puncaknya. Tak peduli tubuh tergores duri, di gigit serangga, diselimuti kabut/salju, terbakar matahari dan bahkan terkubur tanah.

Kabupaten Banggai sebagai kabupaten di ujung timur Sulawesi juga memiliki beberapa gunung, diantaranya Gunung Tompotika 1530 Mdpl, Gunung Hek 2565 Mdpl dan Gunung Julutumpu 2230 Mdpl. Ketiga gunung tersebut termasuk dalam kategori tidak aktif. 

Gunung Tompotika walaupun ketinggiannya lebih rendah bila dibandingkan dengan dua gunung yang lain, namun gunung ini sangat dikenal oleh masyarakat kabupaten Banggai. Hal ini terkait dengan sejarah masa lampau masyarakat Banggai, Balantak dan Saluan. Di kalangan pendaki gunung terutama pencinta alam, gunung ini paling sering menjadi lokasi pendakian untuk berbagai kegiatan seperti ekspedisi, peringatan Hari Kemerdekaan maupun kegiatan pendidikan bagi anggota pencinta alam.

Jalur pendakian yang sering dilewati yaitu melalui Dusun Trans Tanah Merah Desa Sampaka Kecamatan Bualemo. Tranportasi menuju lokasi awal pendakian ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 jam dengan kendaraan angkutan umum roda empat maupun roda dua dari Luwuk ibukota Kabupaten Banggai.

Dari Dusun Trans Tanah Merah, pendakian dilakukan melewati kebun milik penduduk sekitar kemudian melewati hutan dan menyeberangi beberapa sungai dan tiba di lokasi Camp Damar dengan waktu tempuh kurang lebih 8 jam dan kondisi medan bervariasi. Lokasi ini sering dijadikan tempat istirahat dan bermalam bagi para pendaki sebelum melanjutkan ke lokasi camp berikutnya pada esok hari dan disini kita harus mengisi air secukupnya untuk persediaan di lokasi camp berikutnya.

Perjalanan selanjutnya menuju Camp Pintu Angin dapat ditempuh kurang lebih 7 jam dengan kondisi jalur tanjakan dan melewati hutan pinus. Hutan pinus dijalur ini sering terbakar. Hembusan angin dingin di lokasi camp ini cukup kencang sehingga para pendaki menamakannya Camp Pintu Angin. Disini para pendaki sering bermalam sambil menikmati pemandangan Desa Bualemo dan sekitarnya.

Lokasi Pintu Angin Gunung Tompotika | Foto: Galank

Pada esok harinya, pendakian menuju Puncak Seasea yang merupakan puncak tertinggi di Gunung Tompotika. Para pendaki umumnya hanya membawa perlengkapan yang perlu serta kebutuhan makan dan minum, perlengkapan lainnya disimpan didalam tenda. Waktu tempuh dari lokasi Camp Pintu Angin menuju Puncak Seasea kurang lebih 2 jam dengan kondisi medan variasi dan melewati bebatuan dan pohon-pohon khas hutan tropis. Puncak Seasea tertutup pepohonan dalam balutan lumut. Perjalanan dapat dilanjutkan ke Puncak Tompotika dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam.

Setelah puas menikmati keindahan puncak Gunung Tompotika dan mengabadikan dalam bentu foto, para pendaki kembali turun menuju lokasi Camp Pintu Angin.  Biasanya setelah makan dan packing peralatan, perjalanan pulang menuju Dusun Trans Merah dimulai. Waktu tempuh perjalanan pulang ini kurang lebih 9 jam. Tiba kembali di dusun ini, para pendaki bisa bermalam dan esoknya dapat melanjutkan perjalanan pulang ke Luwuk.

Semoga bermanfaat, Salam Lestari!!! 


 

Selengkapnya

Friday, November 1, 2013

Jokowi Anak Mahasiswa Pecinta Alam

Joko Widodo (Jokowi) berpenampilan metal sudah banyak yang tahu. Tapi bagaimana jika Jokowi muda berpose di atas gunung, lengkap dengan sarung tangan dan teropong sambil membentangkan bendera Mahasiswa Pecinta Alam ( Mapala )?

Itulah foto jadoel Jokowi yang diambil tahun 1983 silam. "Iya itu saya," ujar Jokowi saat makan siang di rumah makan Bakul Tukul, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2013).

Dalam foto hitam putih tersebut, Jokowi tampak mengenakan kaos lengan pendek, topi, dan sarung tangan. Dengan teropong yang dikalungkan di leher, Jokowi muda membentangkan bendera Mapala.

Jokowi mengatakan bahwa foto itu diambil saat dia bersama 11 temannya dari Yogyakarta naik Gunung Kerinci di Sumatera. Lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ini lalu bercerita dengan antusias tentang hobinya naik gunung saat masih mahasiswa.

"Banyak (gunung yang sudah didaki). Yang paling berkesan ya Gunung Kerinci itu karena tracknya susah," ceritanya.

Perjalanan Jokowi saat itu ditempuh dengan menggunakan bus dari Yogyakarta ke Padang. Kemudian dari Padang ke Gunung Kerinci memakan waktu selama satu hari.

"Kerinci itu perjalanannya dua hari. Teman-teman saya semuanya gede-gede, saya sendiri yang kecil tapi saya duluan yang sampai," kata Jokowi sambil tersenyum.

Pria 52 tahun itu lupa kapan terakhir mendaki gunung. Namun, saat masih muda Jokowi mengaku bisa mendaki gunung setiap minggunya.
sumber : detik.com
 

Selengkapnya

Saturday, October 19, 2013

Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Kristen Kabupaten Banggai 2013

Prihatin dengan makin meningkatkan jumlah angkatan kerja di Kabupaten Banggai yang tidak sebanding dengan jumlah serapan di lapangan pekerjaan yang ada, maka sebagai organisasi yang bergerak pada pemberdayaan pemuda, GMKI turut bertanggungjawab pada masa depan generasi muda khususnya generasi muda Kristen di Kabupaten Banggai dalam mendapatkan kehidupan yang baik.

Sadar akan tanggungjawab tersebut
, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Luwuk bekerja sama dengan Yayasan Bina Darma Salatiga dengan dukungan dari KNPI Kabupaten Banggai menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Kristen se-Kabupaten Banggai.

Kegiatan yang dibuka oleh Imanuel Monggesang,SE Ketua BPC GMKI Luwuk, dilaksanakan pada tanggal 17-18 Oktober 2013 di Luwuk tepatnya di gedung Pemuda/KNPI Kabupaten Banggai ini diikuti sebanyak 35 Peserta yang berasal dari Utusan GMKI Cabang Luwuk, SMA GKLB dan Utusan Gereja.

Tampil sebagai fasilitator tunggal yaitu Bapak Andeka Rocky Tanaamah, SE, MCs yang merupakan Sekretaris Yayasan Bina Darma Salatiga. Materi dalam pelatihan tersebut, antara lain: Menjadi Wirausaha, Berpikir Perubahan, Berpikir Kreatif, Pengambilan Resiko, Kepemimpinan, Etika Bisnis, Mencari Gagasan Usaha, Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha dan Menyususn Proposal Rencana Bisnis. Selain itu, peserta juga berkesempatan mendengarkan cerita kesuksesan usaha keripik dari mas Toto pemilik usaha Keripik "Wahyu"

Kegiatan selama dua hari tersebut ditutup oleh Imanuel Monggesang,SE Ketua BPC GMKI Luwuk yang berpesan agar apa yang telah didapatkan kiranya dapat dikembangkan sehingga dimasa yang akan datang tidak ada lagi pertanyaan "Anda kerja dimana" tetapi pertanyaannya adalah "Bagaimana usahamu sekarang". 
*IM

Selengkapnya

Thursday, October 3, 2013

Warning: Negara Indonesia Dalam Keadaan Genting, Ketua MK Ditangkap KPK?

Berita tertangkapnya salah satu Hakim Konstitusi yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi RI, merupakan pukulan berat bagi negara Indonesia yang sedang berjuang keluar dari epidemi penyakit korupsi yang telah menggerogoti bangsa ini, tak pandang lembaga yang dibentuk pasca reformasi 1998. Baca Penangkapan Ketua MK dan Akil Mochtar ditangkap
Mahkamah Konstitusi RI merupakan salah satu lembaga (tinggi) negara selain DPR, DPD, MPR, Presiden, Wakil Presiden, MA, BPK dan Komisi Yudisial yang kedudukannya sederajat dan sama tinggi dengan Mahkamah Agung. Baca Kedudukan Mahkamah Konstitusi Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Maka Ketua MK merupakan salah satu pimpinan lembaga negara yang harus menjaga kewibawaan negara dengan perilaku yang seharusnya sebagai pemimpin. Ketika penangkapan AM dalam kapasitasnya selaku Ketua MK yang diduga terkait dengan Pilkada Gunung Mas Kalteng oleh KPK tentunya merupakan pukulan berat bagi kewibawaan lembaga negara tersebut dan lembaga negara lainnya.
Kondisi tersebut tentunya membuat negara Indonesia bisa dikatakan sedang dalam keadaan "genting", mengingat bila terungkap bahwa bukan hanya Pemilukada di Gunung Mas Kalimantan Tengah yang melakukan suap kepada oknum hakim MK, maka ini berarti proses demokrasi di daerah di Indonesia terjadi kecurangan secara sistemik, sehingga tak heran bila Pemimpin di daerah banyak yang tidak memikirkan kepentingan rakyatnya dikarenakan proses yang tak jujur. Lembaga negara telah hancur, negara kita telah keropos dan ini berarti Negara dalam keadaan "genting"!

Selengkapnya

Tuesday, August 20, 2013

Sistem Kontrak ala Pelatih Sepakbola Cocok Diterapkan Dalam Memilih Pemimpin

Ditengah maraknya kasus korupsi yang melibatkan banyak pemimpin, politisi, birokrat dan kemiskinan rakyat Indonesia yang semakin parah serta janji-janji politik yang tidak pernah terpenuhi, kita selalu diperhadapkan dengan agenda lima tahunan yaitu Pemilihan Umum Calon Anggota Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden maupun Pemilihan Umum Kepala Daerah. Rakyat Indonesia yang telah memiliki hak pilih memiliki kebebasan untuk menggunakan hak pilihnya atau tidak/golput.
Namun, proses politik tersebut kadang berujung pada kekecewaan terhadap pemimpin yang kita pilih karena tidak amanah. Menjadi pertanyan kita apakah sistem demokrasi yang kita anut selama ini hanya menghasilkan pemimpin / politisi yang bermental korupsi, kolusi dan nepotisme? Sehingga ada sebagian masyarakat yang ingin mengganti sistem demokrasi dengan sistem khilafah?
Saya bukan pakar politik untuk menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi. Namun menurut saya ada solusi alternatif yang perlu dikaji bersama tentang pola atau sistem rekruitmen kepemimpinan secara nasional maupun daerah yang bisa diterapkan untuk memilih Pemimpin/Kepala Daerah di Indonesia, yaitu sistem kontrak ala pelatih sepakbola.
Sistem kontrak yang saya maksudkan disini mirip kontrak Pelatih klub sepakbola, dimana seseorang yang memiliki prestasi kepemimpinan akan dikontrak selama waktu tertentu untuk menjadi Gubernur, Bupati atau Walikota suatu daerah di Indonesia. Jadi bisa saja seseorang yang dianggap berprestasi memimpin suatu daerah misalnya daerah A setelah masa kontraknya berakhir akan dikontrak untuk memimpin di Daerah B.
Saya hampir meyakini dengan sistem kontrak seperti ini akan memacu setiap orang yang dikontrak menjadi kepala daerah untuk membuat prestasi yang baik bagi daerah yang mengontraknya dan apabila berhasil didaerah tersebut tentunya akan menaikan posisi tawarnya untuk memimpin di daerah lain yang bisa membayar lebih nilai kontraknya. Demikian sebaliknya apabila tidak berprestasi maka bisa saja diberhentikan atau tidak ada daerah yang berminat mengontraknya.
Mari kita diskusikan

Selengkapnya

Sunday, August 18, 2013

Selamat Hari Raya Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-68, mohon maaf lahir dan bathin

Menghadiri Upacara Proklamasi. foto: Alan
Sabtu, 17 Agustus 2013 pagi sekitar jam 07.03 Wita aku telah berkemas-kemas untuk menghadiri Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68 Tahun 2013 di Kabupaten Banggai yang dilaksanakan di lapangan Alun-alun Bumi Mutiara Luwuk. Demi menghadiri acara ini aku tidak tidur semalaman, maklum kebiasaan burukku yang sering lupa bangun pagi. Aku hadir dalam kapasitas selaku Ketua Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Luwuk Banggai. Setelah berpakaian kemeja batik GMKI dan mengenakan atribut organisasi aku pun berjalan kaki menuju lapangan yang hanya berjarak kurang lebih 100 M dari kampus Universitas Tompotika Luwuk.

Di luar lapangan aku bertemu dengan rekan pengurus GMKI Cabang Luwuk, KNPI Kabupaten Banggai dan Pemuda Pancasila Kab. Banggai. tak lama bersenda gurau kami pun menuju alun-alun dan mengambil tempat duduk di barisan ke tiga tribun VIP B sebelah kiri tribun utama. 

Tak lama duduk kami diberikan souvenir dan snack dari panitia pelaksana. sambil menunggu Upacara dimulai kunikmati snack yang diberikan pandangan mataku mulai mengamati seluruh penjuru alun-alun. Dekorasi yang didominasi warna merah putih menghiasi tribun utama termasuk tribun yang kami tempati dan beberapa tenda. Dua buah baliho dari Bupati dan wakil Bupati tampak diseberang alun-alun berisi pesan HUT Kemerdekaan RI dan satu baliho dari Pengurus PPI Kab. Banggai didekat perempatan jalan serta beberapa spanduk ucapan dan umbul-umbul dipasang dipagar yang mengelilingi alun-alun. 

Di lapangan para peserta pun mulai mengatur barisannya masing-masing. Ada pasukan TNI, Polri, Pol PP, Polhut, Pemuda Pancasila, Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, KORPRI, Mahasiswa, Siswa SD-SMP-SMA dan Pramuka serta Kelompok Penyanyi dan Drumband. Sementara di tribun dan tenda mulai dipenuhi pejabat eselon II, III dan IV, veteran, organisasi kepemudaan, TP-PKK, Pengurus Pramuka, Camat, Lurah / Kepala Desa, orang tua Paskibraka, para penerima penghargaan dan undangan lainnya. Panitia dan petugas upacara pun sibuk mengatur segalanya dan mengambil posisi masing-masing.
Tak berapa lama kemudian rombongan Bupati dan Wakil Bupati Banggai serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah bersama istri pun tiba dan langsung menempati tribun utama. Perwira Upacara pun langsung melaporkan kesiapan pelaksanaan upacara kepada Bupati Banggai yang bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Di bawah cuaca yang cerah berawan Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI di Kabupaten Banggai dimulai. Diawali dari laporan Komandan Upacara kemudian Paskibraka yang sukses mengibarkan duplikat bendera diringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dari Kelompok Penyanyi yang agak tidak bersemangat setelah itu Hening Cipta yang dipimpin oleh Bupati Banggai Bapak M. Sofhian Mile, dilanjutkan dengan Andika Bhayangkari. Pembacaan teks Proklamasi oleh Ketua DPRD Kabupaten Banggai Bapak Samsul Bahri Mang, naskah Pembukaan UUD RI 1945 oleh Ketua DPK KNPI Kab. Banggai Ibu Batia Sisilia Hadjar serta Pembacaan Doa oleh Kepala Kemenag Kab. Banggai.

Upacara pun selesai diisi dengan penyerahan penghargaan oleh Bupati Banggai yang didampingi Wakil Bupati dan Unsur Forkompimda kepada para penerima penghargaan. 

Ritual tahunan ini pun selesai. Namun ada beberapa saran yang menurut saya perlu diperhatikan kedepannya dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Banggai, yaitu:
1. Hari Kemerdekaan merupakan hari yang sangat berarti bagi seluruh Rakyat NKRI dalam sejarah perjuangan kebebasan dari penjajahan. Hendaknya perayaan Hari Kemerdekaan dikemas dalam bentuk pesta rakyat dimana rakyat merayakan kebebasannya dari ketertindasan dengan mengedepankan aspek sosialnya dibanding seremonial belaka.
2. Nasionalisme dan Patriotisme kita mungkin lagi dalam kondisi down. Bila perayaan Hari-hari besar agama banyak sekali baliho maupun spanduk ucapan yang terpampang disetiap sudut jalan dan rumah-rumah ibadah, namun ketika Hari Besar Nasional sangat kurang.
3. Terkait pelaksanaan Upacara Peringatan Proklamasi yang sempat saya ikuti tadi, ada beberapa catatan teknis :
a) Mikrofon Pembawa Acara bila tidak digunakan sebaiknya di-off-kan agar hembusan angin tidak mengganggu suasana khidmat.
b) Posisi pembaca acara dan segala macam hadiah/piala sebaiknya tidak berada disamping tribun utama agar tidak mengganggu pandangan dari undangan yang duduk di tribun belakang samping tribun utama, bisa saja dibuatkan satu tenda disamping kiri tribun VIP B.
c) Kameramen atau fotografer sebaiknya tidak bergerombol disamping tribun utama, selain berisik juga hilir mudik mengganggu pandangan para undangan. Gunakan lensa yang mampu menjangkau dari kejauhan.
d) Pasukan berbaris terutama kalangan PNS sebaiknya tidak semuanya diikutkan cukup keterwakilan agar tidak bergerombol atau diberikan tanggungjawab kepada masing-masing SKPD untuk menertibkan barisannya.
e) Pengibaran bendera yang merupakan inti acara sebaiknya dibuat kreatif lagi, misalnya pasukan 8 setelah menerima duplikat bendera, pasukan melakukan parade mengelilingi peserta upacara sebelum dikibarkan agar peserta dapat melihat bendera yang akan dikibarkan, maklum bendera adalah simbol negara yang mengandung nilai patriotisme disamping itu juga peserta ingin melihat kepiawaian baris berbaris Paskibraka.
f)  Kelompok Penyanyi/Paduan Suara sebaiknya yang sudah profesional agar kualitas suaranya terjamin
g) Inspektur Upacara sebaiknya membacakan teks proklamasi, karena pada saat proklamasi, Soekarno juga yang membacakannya teks proklamasi, kasihan juga Irup sudah capek-capek berdiri terus hanya berbicara "laksanakan", "lanjutkan", "bubarkan"

Mungkin itu saja masukan saya, kalau ada yang perlu ditambahkan silahkan atau ada yang perlu didiskusikan mari kita diskusikan bersama.

Selamat Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-68 Tahun 2013, Semoga menjadi Negara yang merdeka dengan Manusia yang merdeka!! Mohon maaf lahir dan batin.
Salam perjuangan



Selengkapnya

Saturday, August 17, 2013

Bagi Pemimpin Kita, Indonesia itu apa ya?


“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”- Soe Hok Gie.

Kalimat diatas dikatakan oleh Soe Hok Gie ketika dia bersama rekan-rekan pecinta alam ditanya oleh teman-temanya mengapa naik gunung. Kalimat yang bermakna mendalam soal bagaimana mencintai tanah air Indonesia. Bukan dengan pekikan "merdeka" tapi dengan mendekatkan diri kepada obyek yaitu alam dan rakyat Indonesia.

Tak terasa Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berusia 68 tahun sejak diproklamirkan oleh anak muda Indonesia Soekarno-Hatta dan kawan-kawan. Perjuangan untuk bebas dari segala bentuk penjajahan telah di proklamasikan oleh para Founding Father negara ini. Indonesia pun telah berganti-ganti presiden sejak era Soekarno sampai SBY perjuangan untuk bebas dari penjajahan dengan memacu pembangunan terus dilakukan. Namun pertanyaannya apakah di usia yang terbilang cukup dewasa ini Indonesia telah bebas  menjadi bangsa yang merdeka? Bebas menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi dari pihak manapun? Secara jujur kita akan berkata belum dan malah jawaban ekstrim-nya kita malah semakin terjajah, secara ekonomi, politik, budaya, hukum dan lain-lain.

Berbagai sumber daya alam dan sendi ekonomi lainnya dikuasai oleh pihak asing, politik Indonesia dihuni politikus dan birokrat korup, budaya Indonesia tergerus budaya asing dan penegakkan hukum di Indonesia masih milik kaum berduit. Indonesia belum merdeka secara substansial.

Pemimpin kita baik di pusat maupun daerah belum mampu mengantarkan rakyat Indonesia keluar dari lingkaran kemiskinan. Cukup banyak pemimpin kita yang belum memiliki rasa cinta tanah air sehingga mengorbankan rakyatnya hanya untuk memperkaya diri dan kelompoknya dan sungguh banyak pemimpin kita yang bahkan tidak mengenal daerah dan rakyatnya dikarenakan tidak pernah berinteraksi secara langsung dengan alam dan rakyatnya.

Salam

Selengkapnya

Sunday, July 28, 2013

Menanti Sentuhan Akhir dari Sang Pemimpin

Sentuhlah dia
Tepat di hatinya
Dia kan jadi milikmu selamanya
Sentuh dengan setulus cinta
Buat hatinya sampai melayang

Sepenggal lirik lagu "Rahasia Perempuan" Ari Lasso diatas seakan mengingatkan kita pada bagaimana seharusnya mencuri hati seorang perempuan. Perempuan yang bagi banyak lelaki normal merupakan sesuatu yang "misteri" kadang sulit dipahami, rumit dimengerti bahkan bisa menyebabkan serangan kegalauan. Namun sangat dibutuhkan dalam perjalanan hidup seorang lekaki didunia ini. Takdir seorang pria akan berpasangan dengan seorang lelaki hanya Tuhan yang tahu. Akan tetapi proses menuju takdir tersebut sangat ditentukan oleh yang namanya "sentuhan" dari seorang lelaki pada seorang perempuan.

Sentuhan akhir atau finishing touch akan menentukan dengan perempuan siapa seorang lelaki ditakdirkan. Masalah akan timbul ketika sentuhan akhir tidak equivalen dengan sentuhan awal pada saat bersepakat untuk berpacaran. Sehingga cukup banyak juga lelaki yang kemudian gagal menuju jenjang selanjutnya yaitu pernikahan ketika sentuhan ini terasa hambar, seperti pepatah bagaikan sayur tanpa garam.
Belajar dari lirik lagu Ari lasso diatas, di era kepemimpinan dalam atmosfir demokrasi dengan sistem pemilihan langsung maka proses memikat hati rakyat dengan sentuhan visi, misi dan program maupun gaya kepemimpinan merupakan suatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh seorang kandidat Presiden/Kepala Daerah maupun Calon Anggota Legislatif.

Beberapa contoh pemimpin yang berhasil menyentuh dan mampu memikat hati rakyat dan kemudian memenangkan pertarungan dalam proses pemilihan kepala daerah. Jokowi atau Joko Widodo dan Ahok atau Basuki T. Purnama, dua sosok fenomenal yang mampu menyentuh hati rakyat DKI Jakarta pada Pemilukada DKI Jakarta tahun 2012 lalu. Jokowi - Ahok mampu memikat hati rakyat Jakarta dengan slogan "Jakarta Baru" dan kemeja kotak-kotak serta tawaran program-program diantaranya Kartu Jakarta Sehat dan  Kartu Jakarta Pintar. Ditambah lagi dengan gaya kepemimpinannya yang sederhana, tegas dan merakyat dengan gaya "blusukan". Nama Jokowi kemudian menjadi fenomena di Indonesia bahkan hasil survey beberapa lembaga survey menempatkan Jokowi sebagai kandidat Capres terkuat.

Contoh berikutnya, saya tidak mengambil sosok SBY karena kita pasti sudah tahu akhir ceritanya seperti apa, saya mengambil saja contoh untuk di daerah Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah tempat saya lahir, besar dan mati mungkin contohnya adalah Sofhian Mile dan Herwin Yatim (Smile-Win). Pasangan ini memenangkan proses Pemilukada Kab. Banggai tahun 2011 dengan slogan "Membangun Banggai dari Desa" dan tawaran program yang disertai pengalaman Sofhian Mile sebagai mantan anggota DPR RI berhasil menyentuh hati rakyat Kabupaten Banggai untuk kemudian menggerakkan tangannya memilih pasangan ini di bilik suara.

Sentuhan awal telah merasuki hati rakyat, kepemimpinan telah diraih dan saat ini proses pemenuhan kebutuhan hati rakyat yang merupakan penggenapan janji saat kampanye sedang berjalan. Ditengah proses pemenuhan janji ini tentunya ada kritik, protes dan masukan yang harus dimaknai secara bijak sebagai bentuk timbal balik cinta agar hubungan antara rakyat dan pemimpin semakin erat.

Setiap awal pasti ada akhirnya, maka saat ini kita yang sedang dipimpin menanti sentuhan akhir dari pemimpin kita masing-masing. Apakah sentuhan akhir (finishing touch) tersebut akan berbuah gol kesuksesan yang membuat kita tambah jatuh cinta kepada pemimpin kita atau malah cinta kita diawal tadi berubah jadi cacian dan umpatan yang berujung pada kebencian? Pertanyaan ini hanya akan terjawab di akhir periode kepemimpinan Jokowi maupun Sofhian Mile serta pemimpin lainnya.

Selamat menanti sentuhan akhir pemimpin kita!

Selengkapnya

Saturday, July 27, 2013

Menjadi Pemateri pada LDK Pemuda Gereja se-Klasis Toili

Jumat, 26 Juli jam 07.41 Wita aku berangkat ke Toili untuk memberikan materi kepada para peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Pemuda Gereja se-Klasis Toili di Desa Bumiharjo Kecamatan Moilong Kab. Banggai. Perjalanan yang cukup melelahkan karena jarak dari Luwuk ke Toili kurang lebih 95 KM dengan kondisi jalan yang cukup parah berlubang disana sini.

Setelah 2,5 jam menelusuri jalanan akhirnya aku tiba di lokasi kegiatan tepatnya di gedung Gereja Jemaat Eklesia Desa Bumiharjo. Aku disambut oleh Prasetyo Widodo Sekretaris Kompelsus Pemuda Klasis Toili dan Pdt. Dewey Ketua MPH Jemaat Eklesia serta beberapa panitia. Suasana yang penuh keakraban sangat terasa. Obrolan pun dilanjutkan dirumah/pastory jemaat, tak lupa secangkir kopi disajikan.

Tak lama berselang, aku pun masuk ke gedung gereja untuk membawakan materi. Di hadapan kurang lebih 80-an peserta yang merupakan pemuda utusan dari beberapa jemaat di wilayah Klasis Toili aku memperkenalkan diri dan kemudian memaparkan materi Dasar-dasar Organisasi, dimulai dari Definisi Organisasi, Tujuan Organisasi, Ciri-ciri Organisasi sampai Tipe Organisasi. Kurang lebih 20 menit aku menjelaskan tentang organisasi itu. Setelah itu sesi pertanyaan pun dibuka oleh moderator. Cukup banyak pertanyaan dari peserta dari soal organisasi secara umum, gereja sampai soal pengalamanku berorganisasi. Aku pun memberikan penjelasan dan berbagi pengalaman yang kadang disertai gurauan biar suasana tidak tegang. Akhirnya setelah hampir 2 jam berdiskusi materipun ditutup oleh moderator.

Sehabis istirahat dan makan siang, aku kembali lagi membawakan materi. Kali ini dengan materi Tata Cara Persidangan. Di awali dari Pengertian, Unsur-unsur persidangan, Bentuk dan Jenis Persidangan, Quorum dan Pengambilan Keputusan, Penggunaan palu sidang sampai istilah yang biasa digunakan dalam persidangan. Pada sesi ini banyak sekali peserta yang bertanya. Setelah aku menjelaskan, sesi selanjutnya yaitu simulasi. Dari peserta dipilih 3 orang untuk memimpin sidang. Materi yang dibahas dalam simulasi ini yaitu tata tertib kegiatan. Aku sedikit  menjelaskan proses simulasi ini dan selanjutnya memberikan kesempatan kepada 3 orang peserta yang dipilih tadi pun memimpin sidang. Lucu dan menarik. Cukup terlihat kalau peserta memahami materi yang aku berikan walaupun ada beberapa yang masih perlu di latih lagi, maklum belum terbiasa. Selesai simulasi aku menyampaikan beberapa point hasil evaluasi sekaligus kata perpisahan karena harus kembali ke Luwuk. Pemateri lain pun sudah siap untuk membawakan materi selanjutnya.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada para panitia dan pendeta yang ada saat itu, aku pun berangkat pulang. Dalam perjalanan pulang ke Luwuk aku merenung bahwa sangat penting bagi Pemuda Kristen khususnya pemuda Gereja untuk selalu diberikan pelatihan kepemimpinan sebagai proses penyiapan kader pemimpin baik pemimpin gereja maupun masyarakat nantinya. 

Sukses buat Pemuda GKLB Klasis Toili !

Selengkapnya

Friday, July 26, 2013

Air Terjun "Taloyon"

1374782572300760959

Air terjun "taloyon" begitu biasa kami anak-anak Mapala Univ. Tompotika  menyebutnya berada di wilayah Desa Taloyon Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Jarak dari Luwuk Ibukota Kabupaten Banggai kurang lebih 60 KM dapat ditempuh dengan kendaraan mobil atau sepeda motor kurang lebih 2 jam dan untuk sampai ke lokasi air terjun ini membutuhkan kurang lebih 5 jam perjalanan kaki dari Desa Taloyon dengan kondisi medan yang menanjak menelusuri punggungan perbukitan dan pastinya membuat energi kita agak terkuras.

Aku pertama kali ke tempat ini ketika menemani adik-adikku di MAPALA UNTIKA yang sedang mengikuti Pendidikan Pemantapan dengan jalur pemantapannya yang melintasi Desa Taloyon Kec. Pagimana menuju Desa Tontuan Kec. Luwuk.

13747828111385477242

Perjalanan melewati perkebunan kakao milik warga setempat dengan kondisi medan masih agak landai, namun setelah memasuki hutan kondisi medan mulai menanjak dan terus menanjak sampai menemui padang ilalang. Kondisi medan yang banyak ditumbuhi ilalang ini variatif dengan pemandangan yang luas dan indah membuat kita kagum, sejenak kita bisa melupakan lelah.  Setelah itu kita akan memasuki hutan, medan mulai menurun dan curam dan bunyi riak air terjun mulai terdengar dan tak berapa lama kita akan melihat ciptaan Tuhan yang begitu indah Air Terjun Taloyon.

1374782700771183790

Lihat saja foto-fotonya, pasti damai dan indah ya!

Selengkapnya

Saturday, July 20, 2013

Tata Cara Persidangan




TATA CARA PERSIDANGAN


I.         Pendahuluan
Pada setiap lembaga/institusi/organisasi sering dijumpai sidang dalam musyawarah untuk pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan yang menjadi topik pembahasan. Semua orang pasti pernah melihat atau mengikuti persidangan, misalnya Sidang Umum MPR RI, sidang paripurna DPR, Kongres, Konferensi, Musyawarah Besar, dan lain-lain.
Dapat dibayangkan bagaimana pimpinan sidang maupun peserta sidang bersama-sama membahas suatu permasalahan dengan argumentasi atau perdebatan guna menghasilkan kesepakatan bersama yang secara bertanggungjawab dilaksanakan oleh seluruh anggota lembaga/institusi/organisasi tersebut. Dapat pula dibayangkan apabila seluruh atau sebagian peserta sidang yang tidak memahami persidangan sehingga menimbulkan konflik atau kerusuhan dalam persidangan. Sehingga tujuan dari musyawarah yang seharusnya menyelesaikan suatu masalah malah menimbulkan permasalahan yang baru.
Dari uraian singkat diatas, dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan akan tehnik persidangan bagi setiap lembaga/institusi/organisasi.

II.        Definisi
Untuk mendefinisikan tata cara persidangan, perlu dipahami pengertian dari kata tata cara dan persidangan, yaitu :
A.      Tata cara, merupakan suatu pola, tehnik atau metode.
B.      Sidang, merupakan pertemuan formal yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mengambil suatu keputusan dengan cara musyawarah. Ada juga yang mendefinisikan bahwa persidangan sebagai pertemuan formal organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan; Sidang adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang akan menjadi kebijakan dalam sebuah organisasi (berstruktur dan mempunyai susunan hierarkis) dengan diawali oleh konflik.
Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tehnik persidangan adalah suatu metode atau pola pengambilan keputusan dalam pertemuan formal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih melalui musyawarah.
Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika persidangan berlangsung.

III.      Unsur-unsur persidangan
Unsur-unsur persidangan, yaitu : 
A.       Tempat atau ruang sidang
B.       Waktu
C.      Masalah/agenda/acara sidang
D.      Pimpinan Sidang dan sekretaris/notulen.
E.       Peserta sidang
F.       Perlengkapan sidang
G.      Tata tertib sidang

IV.     Jenis dan Bentuk Sidang
A.       Jenis-jenis Sidang
Jenis persidangan yang sering dilakukan, yaitu :
1.       Sidang Paripurna
a.       Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b.       Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang/Majelis Ketua
c.        Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan Permusyawaratan
2.       Sidang Pleno
a.       Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b.       Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang/Majelis Ketua
c.        Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee
d.       Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan
3.       Sidang Komisi
a.       Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
b.       Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno
c.        Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi
d.       Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut
e.       Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan
4.       Sidang Panitia Kerja
a.       Sidang Panitia Kerja diikuti oleh anggota masing-masing Panitia kerja
b.       Anggota masing-masing panitia Kerja adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno
c.        Sidang Panitia Kerja dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Panitia Kerja
d.       Pimpinan Sidang Panitia Kerja dipilih dari dan oleh anggota Panitia Kerja dalam panitia Kerja tersebut
e.       Sidang Panitia Kerja membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Panitia Kerja yang bersangkutan
5.       Sidang panitia Khusus
Panitia khusus dalam persidangan dapat dibentuk apabila diperlukan
B.       Bentuk-bentuk Sidang
Bentuk persidangan yang sering digunakan yaitu :
1.       Bentuk lingkaran
2.       Bentuk U
3.       Bentuk segi empat
4.       Bentuk bangku sekolah
5.       Bentuk sejajar
6.       dan lain-lain.

V.       Quorum dan pengambilan keputusan
Quorum adalah batas minimal peserta sidang yang harus hadir untuk mengesahkan suatu keputusan dalam persidangan.
A.       Persidangan dinyatakan sah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ n + 1 dari Jumlah anggota
B.       Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
C.      Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang.

VI.     Penggunaan palu Sidang
Palu sidang berfungsi untuk mempertegas atau mengesahkan hasil keputusan sidang. Dalam sidang/rapat, penggunaan palu sangat penting sekali, pimpinan sidang/rapat harus memahami tata cara penggunaan palu sidang. Karena, kesalahan penggunaan atau pengetukan palu sidang akan mengacaukan situasi sidang.
Jenis-jenis penggunaan palu sidang :
A.       Satu (1) kali ketukan, digunakan pada :
1.       Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang
2.       Mengesahkan kesepakatan/keputusan sela
3.       Mengesahkan kesepakatan/keputusan sidang secara poin per poin atau pasal per pasal.
4.       Memberikan perhatian kepada peserta sidang untuk tidak membuat gaduh.
5.       Menskorsing dan mencabut skorsing yang lamanya 1 x 15 menit.
6.       Mencabut kembali keputusan yang dianggap keliru.
B.       Dua (2) kali ketukan, digunakan pada :
Menskorsing dan mencabut skorsing yang waktunya lama, mis: 2 x 15 menit, 2 x 30 menit, istirahat, makan, d.l.l (catatan : dalam praktek umumnya hal ini tidak ada, digantikan dengan ketukan 1 kali)
C.      Tiga (3) kali ketukan, digunakan pada :
1.       Pembukaan atau penutupan sidang secara resmi
2.       Pengesahan keputusan final/pembacaan konsideran
D.      Berkali-kali, digunakan untuk peringatan atau meminta perhatian peserta sidang/rapat

Beberapa contoh kalimat yang digunakan oleh Pimpinan Sidang/Majelis Ketua dalam persidangan:
-  Membuka sidang :
“Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka sidang …………………. Saya nyatakan dibuka dengan resmi dan terbuka/tertutup untuk umum” tok…tok…tok
-  Menutup Sidang:
“Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka sidang …………………. Saya nyatakan ditutup dengan resmi ” tok…tok…tok
-  Mengalihkan pimpinan sidang:
“Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka palu sidang saya serahkan kepada pimpinan sidang/majelis ketua berikutnya ” tok…
-  Mengambil alih pimpinan sidang:
“Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, palu sidang saya terima dan sidang dilanjutkan ” tok…
-  Mengskorsing sidang:
“Dengan memperhatikan saran dan pendapat peserta sidang, maka sidang saya skorsing selama 1 x 15 menit dari pukul 12.00 dan berakhir pada pukul 12.15” tok..
-  Mencabut skorsing sidang:
“Dengan memperhatikan kehadiran peserta sidang dan waktu skorsing, maka skors saya cabut dan sidang dilanjutkan” tok..
“Sidang saya skorsing dengan batas waktu yang tidak ditentukan (dead lock)” tok..tok..
-  Memberi peringatan kepada peserta sidang:
tok..tok…tok….tok…tok…tok…. “Peserta sidang diharapkan tenang!”

VII.    Istilah dalam persidangan
A.       Skorsing, yaitu penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu pada waktu sidang berlangsung.
B.       Lobby, yaitu penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang berseberangan secara informal.
C.      Notulis adalah Orang yang mencatat setiap persitiwa selama proses persidangan berlangsung.
D.      Kualifikasi adalah kesempatan untuk saling berargumentasi antar peserta sidang terhadap suatu persoalan.
E.       Interpretasi adalah Penjelasan terhadap permasalahan agar mendapatkan informasi yang lebih tepat dan tema yang berkembang menjadi dimengerti.
F.       Debat adalah suatu bentuk tukar pikiran dengan tanpa aturan tertentu yang masing-masing peserta tidak mau menerima pendapat orang lain.
G.      Kontradiksi ialah perbedaan pendapat yang menajam sehingga terkadang diskusi harus diskors (diberhentikan sementara waktu).
H.      Aklamasi adalah kesepakatan dalam suatu sidang/rapat dengan suara bulat persetujuan yang tidak lagi memerlukan pemungutan suara.
I.         Mosi ialah usul untuk merubah sesuatu atau meniadakan sama sekali suatu keputusan sidang mengenai suatu masalah setelah diperdebatkan dan disahkan.
J.        Amandemen ialah perubahan yang diajukan terhadap suatu usul.
K.       Musyawarah mufakat, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama secara aklamasi.
L.       Voting, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak. Bisa dilakukan secara terbuka atau tertutup.
M.      Formatur, yaitu peserta sidang yang dipilih untuk membantu tugas ketua terpilih dalam menyusun kepengurusan
N.      Dead Lock, yaitu suasana musyawarah yang macet akibat masing-masing pihak berpegang kukuh pada argumentasinya, tidak ada yang mengalah, maka sidang dihentikan.
O.      Walk Out, yaitu peserta sidang meninggalkan acara sidang sebagai protes atau ketidaksetujuan atas jalannya persidangan.
P.       One Man One Vote, yakni setiap peserta memiliki hak satu suara dalam pengambilan keputusan secara voting
Q.      One Delegation One Vote, yaitu setiap delegasi/tim memiliki hak satu suara dalam pengambilan keputusan secara voting.
R.      Interupsi, yaitu memotong/menyela pembicaraan pimpinan sidang atau peserta lain, ditempuh dengan menggunakan kata "interupsi" yang pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara.
Interupsi terdiri atas 4 (empat) macam, yaitu:
1.       Interupsi Point of Order / Usulan: dikatakan jika pembicaraan akan diajukan berkaitan langsung dengan pokok pembicaraan / meminta kesempatan untuk berbicara, dipergunakan untuk mengajukan usulan.
2.       Interupsi Point of  Clarification / Klarifikasi: dikatakan untuk meluruskan permasalahan atau memperjelas suatu usulan atau pendapat sebelumnya
3.       Interupsi Point of Information / Informasi : Memberi/meminta penjelasan atas apa yang telah disampaikan.
4.       Interupsi point of personal privilege / Personality : dikatakan untuk membela diri atau tidak setuju atas pembicaraan yang sedang berlangsung memojokkan atau menyinggung persoalan individu/pribadi atau orang tertentu.
Selain itu juga, ada beberapa tambahan-tambahan yang biasa digunakan, yaitu :
-  Point of Clearens, dikatakan dan terjadi jika seorang peserta dikatakan Personality (PP) oleh peserta sidang yang lain, maka hali ini yang dipakai sebagai interupsi demi meluruskan/menyangga hal yang terjadi atau dimaksud.
-  Point of Solution / Usulan Kongkrit, merupakan interupsi yang digunakan jika peserta sidang ingin menyampaikan/menawarkan usulan atau solusi yang dianggap jitu untuk suatu masalah.
-  Point of Justification, merupakan interupsi yang digunakan untuk menguatkan pendapat sebelumnya
-  Peninjauan Kembali, merupakan usulan untuk peninjauan kembali terhadap draft yang sudah disepakati sebelum disahkan.
-  Masuk, hal ini menandakan untuk minta bicara
-  Kata “interupsi” digunakan untuk memotong pembicaraan

Hal-hal yang perlu juga diperhatikan :
-  Tidak ada kata “interupsi diatas interupsi”
-  Tidak ada interupsi disaat sedang sunyi
-  Pimpinan sidang harus menguasai sirkulasi penyampaian pendapat

VIII.  Penutup
Kepiawaian dalam memimpin sidang maupun kemampuan dalam berdiskusi tidak dapat hanya dengan membaca dan memahami materi ini, tetapi dibutuhkan pengalaman, oleh karena itu sangat perlu bagi seseorang mengasah dirinya dan berpartisipasi aktif dalam setiap pertemuan formal maupun informal di setiap organisasi.
Semoga materi ini bermanfaat bagi rekan-rekan dalam menjalani kehidupan organisasi dimana saja. Tinggilah Imanmu, Tinggilah Ilmumu, Tinggilah Pengabdianmu, Agar semua menjadi satu. Amin.

*Imanuel Monggesang, SE

Selengkapnya