Thursday, April 10, 2014

Pesta Pileg di Desa Indang Sari Kecamatan Luwuk Timur



Suasana Pemilu di TPS 1 Desa Indang Sari  | dok: pribadi
Pesta demokrasi di Indonesia yang dikenal dengan Pemilihan Umum tahun 2014 dilaksanakan dalam dua pemilihan. Pertama yaitu memilih Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten yang dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014, kedua Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 9 Juli 2014. 

Pelaksanaan Pemilu Anggota Legislatif (Pileg) pada hari Rabu, 9 April 2014, sebagai warga negara yang baik saya pun pulang kampung untuk menggunakan hak politik memilih wakil rakyat. Desa Indang Sari merupakan kampung halaman saya terletak di Kecamatan Luwuk Timur yang berjarak kurang lebih 30 KM dari Luwuk tempat saya bekerja. Kali ini saya pulang bersama kakak saya yang juga sama-sama pulang untuk memilih.

Berangkat dari Luwuk pukul 17.30 Wita dengan menumpang mobil dan tiba di kampung Indang Sari jam 18.30 Wita. Tiba di rumah di sambut senyum ayah dengan rambut putihnya  dan senyum bahagia ibu yang masih sakit. Menikmati suasana Pemilu di kampung memang terasa beda. Setelah makan malam, saya pun duduk di depan televisi menonton berita di salah satu stasiun tv tentang persiapan Pemilu. 

Tidak lama kemudian teman-teman di kampung datang untuk mengobrol seputaran Pemilu. Pembicaraan santai seputaran Pileg pun mengalir dari analisa caleg sampai "serangan fajar". Sekali-kali juga saya membalas beberapa sms/bbm dari teman-teman yang menanyakan juga seputar Pileg. Tak terasa percakapan dengan teman-teman sampai larut malam walau tanpa kesimpulan, hanya saya berpesan agar mereka bijak dalam memilih dengan memperhatikan jejak rekam setiap calon. Jam 02.30 Wita percakapan pun bubar dan saya pun menonton film di televisi menunggu mata mengantuk. Jam 04.00 Wita mata mulai mengantuk, saya pun menuju tempat tidur untuk bermimpi tentang Indonesia.

Warga melihat daftar Caleg | dok: pribadi
Rabu, 9 April 2014, saya dibangun ibu tercinta yang ternyata baru pulang dari Tempat Pemungutan Suara (TPS). Jam menunjukkan pukul 09.15 Wita. Sesudah mandi, saya duduk menikmati kopi sambil menghisap rokok dan memperhatikan beberapa warga yang hilir mudik menuju TPS. 

Saya bersama Sekdes Indang Sari  | dok: pribadi
Setelah menikmati kopi saya pun berjalan menuju TPS 1 yang berjarak kurang lebih 300 M dari rumah, tepatnya di gedung SDN Indang Sari. Tiba di TPS ternyata masih lama antrian, maklum nomor urut saya 206 berdasarkan surat panggilan. Sambil menunggu giliran, saya pun bercakap-cakap dengan warga lainnya yang juga sedang menunggu giliran dan juga mengambil gambar dengan kamera yang kebetulan saya bawa.

Salah satu petugas keamanan TPS  | dok: pribadi
Tepat pukul 11. 30 Wita saya pun dipanggil untuk memasuki ruangan TPS 1 yang merupakan ruang kelas. Setelah mencoblos saya pun keluar dan kembali bercakap-cakap dengan warga. Banyak hal yang disampaikan mereka tentang pelaksanaan Pemilu kali ini. Ada yang bercerita tentang nama-nama caleg yang tak dikenalnya, serangan fajar, caleg yang dipilihnya, bahkan tentang calon Presiden kedepan. 

Petugas KPPS  | dok: pribadi
Pada kesempatan itu juga saya mengunjungi TPS 2, kebetulan berdekatan jaraknya dengan TPS 1 yang juga memfaatkan salah satu ruang kelas di gedung SDN Indang Sari. Setelah mengambil gambar saya pun diajak Sekdes Indang Sari  untuk makan siang di rumahnya. Katanya istrinya membuat onyop (makanan yang terbuat dari sagu/papeda). Makanan kesukaan saya. Kami pun berjalan menuju rumahnya. Tiba dirumahnya kami pun langsung menuju meja makan dengan onyop yang sudah tersedia. Pesta onyop pun di mulai.

Antrian memilih  | dok: pribadi

Sesudah menikmati onyop, obrolan berlanjut di teras rumah Sekdes sambil menunggu pukul 13.00 Wita untuk melihat perhitungan suara di TPS. Asyik mengobrol tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 Wita, saya bersama Sekdes pun menuju TPS untuk melihat perhitungan suara dan ternyata baru di mulai.
Bilik suara  | dok:pribadi

Petugas KPPS di TPS 1 mulai melakukan rapat perhitungan suara dihadiri para saksi dari Parpol masing-masing. Di mulai dengan pembukaan kotak suara DPR. Anggota KPPS mengambil lembar surat suara dan memeriksa lubang coblosan dan diperlihatkan kepada para saksi setelah itu dinyataka sah dan petugas KPPS yang lain mencatat perolehan suara di lembaran yang ditempelkan di dinding. Proses itu berlanjut untuk kotak suara DPD, DPRD Provinsi sampai malam hari.

KPPS memeriksa lubang coblosan | dok: pribadi
Tiba pada perhitungan suara untuk DPRD Kabupaten, sebagian warga masyarakat yang hadir mulai antusias, maklum persaingan Caleg DPRD Kabupaten terasa lebih seru dan juga masyarakat masing-masing memiliki pilihan caleg jagoannya. Setiap petugas KPPS menyebut nama partai dan caleg, warga pun berteriak. Namun ada insiden yang sempat mewarnai proses perhitungan suara, tiba-tiba lampu padam. Petugas KPPS pun langsung bersiaga menjaga kotak suara dan petugas keamanan TPS mencari pinjam mesin genset dan lampu petromaks. Akhirnya setelah 30 menit kemudian perhitungan suara kembali dilanjutkan. Setelah perhitungan selesai beberapa warga berteriak gembira karena jagoannya memperoleh suara terbanyak, ada juga yang menunjukan ekspresi sedih, mungkin jagoannya memperoleh suara sedikit.



Saya pun kembali ke rumah dan makan malam. Tak lama kemudian kakak saya pun datang untuk menjemput saya kembali ke Luwuk. Setelah berpamitan kepada ayah dan ibu, saya pun kembali ke Luwuk. Pemilu yang menyenangkan. *IM



Proses perhitungan suara  | dok: pribadi


 
Perhitungan suara  | dok: pribadi


Perhitungan suara di TPS 2  | dok: pribadi









Share :

No comments:

Post a Comment