Friday, March 28, 2014

Jokowi: Menanti Keikhlasan Warga DKI Jakarta untuk Indonesia 5-10 Tahun ke Depan


Capres Jokowi  | sumber: mydesain

Sosok Joko Widodo memang sangat fenomenal. Sejak beliau bersama Ahok memenangkan pertarungan Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2012 walaupun keduanya bukan berasal dari DKI Jakarta tetapi mampu merebut simpati warga masyarakat DKI Jakarta. Nama Jokowi begitu beliau biasanya dipanggil bersama Ahok menjadi populer dengan gebrakannya selama setahun lebih memimpin warga DKI Jakarta.

Prestasi duet Jokowi-Ahok banyak menuai pujian dari berbagai kalangan dan juga menjadi sosok inspiratif bagi masyarakat Indonesia dengan gaya yang sederhana, apa adanya, jujur, polos, ceplas ceplos, ditambah blusukannya. Keduanya bekerja keras untuk mewujudkan harapan masyarakat DKI Jakarta, walaupun belum semuanya terpenuhi, tapi setidaknya dalam jangka waktu setahun lebih keduanya sudah menunjukkan niat baik untuk membangun Jakarta. Baca Prestasi Jokowi - Ahok

Perjalanan karir politik dan kepemimpinan Jokowi sejak menjadi Walikota Solo tahun 2005 sampai menjadi Gubernur DKI Jakarta terbilang cukup gemilang, apalagi saat ini beliau dicalonkan (bukan mencalonkan) oleh partainya menjadi Calon Presiden Republik Indonesia. Karir politiknya yang dibangun dengan apa adanya tidak membuatnya menjadi orang yang sombong walaupun penghargaan terhadap prestasi dan kinerjanya telah diakui nasional dan internasional.

Karakter kepemimpinan Jokowi ini pun menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia, sehingga dengan sukarela dari mulut ke mulut bercerita, jari ke jari mengetik tentangnya. Tak heran jika Jokowi menjadi fenomena dan idola. Jokowi pun bukan lagi milik warga DKI Jakarta tetapi telah menjadi milik Indonesia.

Ketika Megawati Ketua Umum PDIP legowo mengeluarkan keputusan untuk mencalonkan Jokowi menjadi Calon Presiden RI Periode 2014-2019 sontak memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang merindukan sosok pemimpin yang sederhana, santun, tegas, jujur dan merakyat. Dukungan pun mengalir dari berbagai kalangan. Namun, harus disadari warga DKI Jakarta tentu belum puas menikmati kepemimpinan Gubernurnya. Aksi penolakan sebagian warga Jakarta menunjukkan ketidakrelaan mereka terhadap langkah politik Jokowi termasuk nantinya Ahok menjadi Gubernur.

Disinilah dilema warga DKI Jakarta. Antara merelakan Jokowi menjadi milik Indonesia atau mengharuskan Jokowi menunaikan tanggungjawabnya sampai 2017. Merelakan Jokowi melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Presiden adalah bukan hal yang mudah dan pasti sesuatu yang berat bagi warga Jakarta yang telah terlanjur mencintainya. Mari kita pahami beban warga Jakarta, bila nanti Jokowi terpilih menjadi Presiden dan kemudian tidak amanah atau Jokowi tidak mampu mengurus Indonesia maka warga Jakarta juga akan merasakan keresahan itu. Beban ini setidaknya juga pernah dirasakan oleh warga Kota Solo, namun dijawab Jokowi dengan kinerjanya yang cukup baik. Beban ini yang harus dijawab oleh Jokowi kelak bila beliau dipercayakan Rakyat Indonesia menjadi Presiden.

Merelakan disini bukan hanya soal Jokowi. Tetapi berarti juga kesiapan warga Jakarta dipimpin oleh Ahok. Ahok dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Hal yang sungguh harus direnungkan, dipertimbangkan dan diikhlaskan secara mendalam oleh warga Jakarta.

Satu pesan saya buat warga DKI Jakarta bahwa keikhlasan warga DKI Jakarta dalam merelakan Gubernurnya menjadi Presiden Republik Indonesia adalah bukti warga Jakarta mencintai Indonesia.

Kami warga Negara Indonesia diluar DKI Jakarta menanti keikhlasan saudara/saudari kami untuk kebaikan Indonesia.


Share :

1 comment: