Tadi pagi aku bertemu rekanku, sambil menikmati kopi kami pun ngobrol
ngalor ngidul dari persoalan hobi, organisasi, politik, situasi daerah,
nasional bahkan pada prediski Pemilu yang akan digelar besok 9 April
2014. Perdebatan hangat tentang peluang partai politik dan Capres serta
Caleg yang akan duduk nantinya di DPR/D dan DPD pun menjadi hangat denga
argumen masing-masing.
Setelah puas berdebat, aku pun
berkata,"kamu besok memilih dimana?". Rekanku pun menjawab, "nah itu dia
masalahnya, aku harus memilih di kampung, ongkos pulang kampung itu Rp.
50.000, kalau pergi=pulang ya Rp. 100.000, ditambah biaya makan dan
rokok dijalan Rp. 30.000, pergi-pulang ya Rp. 60.000, jadi harus butuh
Rp. 160.000 untuk sekedar pulang memilih, makanya kalau aku pikir golput
sajalah, jadi pengamat saja, menikmati pesta demokrasi ini".
Wah,
aku pun berpikir, benar juga ya, kalau dihitung secara ekonomis jelas
rugi keluarkan ongkos ratusan ribu hanya untuk memilih orang yang ketika
duduk malah tidak pernah memeberikan perhatian bagi rakyatnya. Mungkin
saja bila ada caleg yang bermurah hati memberikan ongkos pulang agar
rekanku ini bisa menggunakan hak pilihnya. Aku pun melanjutkan
pembicaraan, "kan bisa gunakan KTP dengan surat keterangan dari desa
asal". Rekanku pun menjawab, "ya sama saja, aku harus pulang kampung
meminta surat keterangan dari KPPS'.
Lama kami terdiam memikirkan
soal yang satu ini. Tiba-tiba entah dapat wangsit dari mana, aku pun
berkata, "sobat, mungkin kita perlu mengenang sejarah perjuangan para
pahlawan yang rela mengorbankan jiwa raga, harta dan nyawa untuk merebut
dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka berani
berkorban hanya untuk Indonesia yang bebas merdeka dari penjajah, kita
sekarang ini hanya diminta menggunakan hak politik untuk memilih
pemimpin yang akan memimpin bangsa Indonesia supaya lebih baik dan
sejahtera. Masa' sih hanya berkorban ratusan ribu saja kita masih
pikir-pikir untuk kebaikan bangsa ini lima tahun kedepan ya?"
Rekanku
pun terdeiam, mungkin merenungi kata-kataku tadi yang seperti Bung Tomo
sedang membakar semangat Arek-arek Surabaya untuk bertempur melawan
penjajah. Setelah lama terdiam, rekanku pun berkata, " iya ya, masak
hanya berkorban ratusan ribu untuk kebaikan bangsa kita aku masih
berpikir seribu kali ya? Hmmm,,, ok aku harus pulang siang ini, hak
pilihku harus digunakan untuk memilih caleg yang baik, ok sobat, saya
pamit dulu, mau siap-siap pulang kampung, sampai ketemu lusa ya"
Aku pun hanya tersenyum dan berkata, "ok siip, hati-hati dijalan ya, salam buat keluarga di kampung".
Fenomena
diatas banyak terjadi dikalangan pelajar/mahasiswa/pekerja yang berasal
dari desa/kampung untuk menempuh pendidikan atau bekerja di kota-kota.
Kaum golput kebanyakan dari kalangan ini, karena biaya, mereka memilih
untuk tidak pulang menggunakan hak pilihnya dan tidak mau repot mengurus
hal-hal administratif lainnya agar bisa memilih diluar Daerah
pemilihannya, apalagi libur hanya sehari.
Bagi rekan-rekan
yang sementara pulang kampung untuk memilih hati-hati dijalan, semoga
sampai di kampung dengan selamat dan berikan pemahaman politik yang baik
kepada masyarakat. bagi yang Caleg selamat menantikan keputusan rakyat.
Aku juga harus pulang, sampai bertemu lagi. Pulang kampung untuk Indonesia yang lebih baik.
Dapatkan Bonus Freechip Deposit Via OVOpay Indonesia!
ReplyDeleteProses Cepat, Praktis, Tidak Ada Jam Offline
Syarat & Ketentuan Bonus Berlaku Untuk Semua User ID Di Bolavita
Ayo Gabung Bersama Bolavita Di Website www. bolavita .site
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
BBM: BOLAVITA
WA: +628122222995