“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”- Soe Hok Gie.
Kalimat diatas dikatakan oleh Soe Hok Gie ketika dia bersama rekan-rekan pecinta alam ditanya oleh teman-temanya mengapa naik gunung. Kalimat yang bermakna mendalam soal bagaimana mencintai tanah air Indonesia. Bukan dengan pekikan "merdeka" tapi dengan mendekatkan diri kepada obyek yaitu alam dan rakyat Indonesia.
Tak terasa Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berusia 68 tahun sejak diproklamirkan oleh anak muda Indonesia Soekarno-Hatta dan kawan-kawan. Perjuangan untuk bebas dari segala bentuk penjajahan telah di proklamasikan oleh para Founding Father negara ini. Indonesia pun telah berganti-ganti presiden sejak era Soekarno sampai SBY perjuangan untuk bebas dari penjajahan dengan memacu pembangunan terus dilakukan. Namun pertanyaannya apakah di usia yang terbilang cukup dewasa ini Indonesia telah bebas menjadi bangsa yang merdeka? Bebas menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi dari pihak manapun? Secara jujur kita akan berkata belum dan malah jawaban ekstrim-nya kita malah semakin terjajah, secara ekonomi, politik, budaya, hukum dan lain-lain.
Berbagai sumber daya alam dan sendi ekonomi lainnya dikuasai oleh pihak asing, politik Indonesia dihuni politikus dan birokrat korup, budaya Indonesia tergerus budaya asing dan penegakkan hukum di Indonesia masih milik kaum berduit. Indonesia belum merdeka secara substansial.
Pemimpin kita baik di pusat maupun daerah belum mampu mengantarkan rakyat Indonesia keluar dari lingkaran kemiskinan. Cukup banyak pemimpin kita yang belum memiliki rasa cinta tanah air sehingga mengorbankan rakyatnya hanya untuk memperkaya diri dan kelompoknya dan sungguh banyak pemimpin kita yang bahkan tidak mengenal daerah dan rakyatnya dikarenakan tidak pernah berinteraksi secara langsung dengan alam dan rakyatnya.
Salam
indonesia itu adalh negeri yang sulit lepas dari intervensi asing, dikarenakan tensi politik yang ada di dlam negri amburadul, visi misi boleh sama yaitu untuk mensejahterakan rakyat indonesia,, akan tetapi kepentingan dari mereka para elit politik di negeri ini sangat lah besar sehingga untuk memajukan bangsa kita, harus dengan menempuh jalan yang panjang sehingga pada akhirnya menghasilkan sebuah kebijakan yang seperti saat ini kita rasakan,
ReplyDeleteINDONESIA SEPERTI KAPAL TUA YANG MULAI KARAM