Capres Jokowi | sumber: mydesain |
Sosok Joko Widodo memang sangat fenomenal. Sejak beliau bersama Ahok
memenangkan pertarungan Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta
Tahun 2012 walaupun keduanya bukan berasal dari DKI Jakarta tetapi mampu
merebut simpati warga masyarakat DKI Jakarta. Nama Jokowi begitu beliau
biasanya dipanggil bersama Ahok menjadi populer dengan gebrakannya
selama setahun lebih memimpin warga DKI Jakarta.
Prestasi duet Jokowi-Ahok banyak menuai pujian dari berbagai kalangan
dan juga menjadi sosok inspiratif bagi masyarakat Indonesia dengan gaya
yang sederhana, apa adanya, jujur, polos, ceplas ceplos, ditambah
blusukannya. Keduanya bekerja keras untuk mewujudkan harapan masyarakat
DKI Jakarta, walaupun belum semuanya terpenuhi, tapi setidaknya dalam
jangka waktu setahun lebih keduanya sudah menunjukkan niat baik untuk
membangun Jakarta. Baca Prestasi Jokowi - Ahok
Perjalanan karir politik dan kepemimpinan Jokowi sejak menjadi Walikota
Solo tahun 2005 sampai menjadi Gubernur DKI Jakarta terbilang cukup
gemilang, apalagi saat ini beliau dicalonkan (bukan mencalonkan) oleh
partainya menjadi Calon Presiden Republik Indonesia. Karir politiknya
yang dibangun dengan apa adanya tidak membuatnya menjadi orang yang
sombong walaupun penghargaan terhadap prestasi dan kinerjanya telah
diakui nasional dan internasional.
Karakter kepemimpinan Jokowi ini pun menjadi inspirasi bagi masyarakat
Indonesia, sehingga dengan sukarela dari mulut ke mulut bercerita, jari
ke jari mengetik tentangnya. Tak heran jika Jokowi menjadi fenomena dan
idola. Jokowi pun bukan lagi milik warga DKI Jakarta tetapi telah
menjadi milik Indonesia.
Ketika Megawati Ketua Umum PDIP legowo mengeluarkan keputusan untuk
mencalonkan Jokowi menjadi Calon Presiden RI Periode 2014-2019 sontak
memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang merindukan sosok
pemimpin yang sederhana, santun, tegas, jujur dan merakyat. Dukungan pun
mengalir dari berbagai kalangan. Namun, harus disadari warga DKI
Jakarta tentu belum puas menikmati kepemimpinan Gubernurnya. Aksi
penolakan sebagian warga Jakarta menunjukkan ketidakrelaan mereka
terhadap langkah politik Jokowi termasuk nantinya Ahok menjadi Gubernur.
Disinilah dilema warga DKI Jakarta. Antara merelakan Jokowi menjadi
milik Indonesia atau mengharuskan Jokowi menunaikan tanggungjawabnya
sampai 2017. Merelakan Jokowi melangkah ke jenjang yang lebih tinggi
yaitu Presiden adalah bukan hal yang mudah dan pasti sesuatu yang berat
bagi warga Jakarta yang telah terlanjur mencintainya. Mari kita pahami
beban warga Jakarta, bila nanti Jokowi terpilih menjadi Presiden dan
kemudian tidak amanah atau Jokowi tidak mampu mengurus Indonesia maka
warga Jakarta juga akan merasakan keresahan itu. Beban ini setidaknya
juga pernah dirasakan oleh warga Kota Solo, namun dijawab Jokowi dengan
kinerjanya yang cukup baik. Beban ini yang harus dijawab oleh Jokowi
kelak bila beliau dipercayakan Rakyat Indonesia menjadi Presiden.
Merelakan disini bukan hanya soal Jokowi. Tetapi berarti juga kesiapan
warga Jakarta dipimpin oleh Ahok. Ahok dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Hal yang sungguh harus direnungkan, dipertimbangkan dan
diikhlaskan secara mendalam oleh warga Jakarta.
Satu pesan saya buat warga DKI Jakarta bahwa keikhlasan warga DKI
Jakarta dalam merelakan Gubernurnya menjadi Presiden Republik Indonesia
adalah bukti warga Jakarta mencintai Indonesia.
Kami warga Negara Indonesia diluar DKI Jakarta menanti keikhlasan saudara/saudari kami untuk kebaikan Indonesia.