Thursday, November 28, 2013

Caleg Tertua, umur 954 Tahun !




Bila kita benar-benar ingin menjadi pemilih yang cerdas tentunya kita harus mengenal sosok calon yang akan kita pilih untuk mewakili kita duduk di lembaga legislatif. Namun, ada yang cukup "aneh" pada profil Daftar Caleg Tetap (DCT) anggota DPR RI. Salah seorang calon anggota DPR RI tertulis berusia 954 tahun!

Caleg tersebut adalah Hj Pinasti Ima HM, SH. Berdasarkan data DCT di website resmi KPU, caleg Partai NasDem nomor urut 1 dari dapil Jawa Tengah tersebut tertulis berusia 954 tahun. Bila ini benar, maka ini aka menjadi sesuatu rekor yang luar biasa. Caleg Tertua, Manusia Tertua di Dunia.

Namun, menurut Ferry M. Baldan pada akun twitter-nya @ferrymbaldan, bahwa caleg tersebut kelahiran 1959. Jadi, ini kemungkinan salah pengetikan. Siapa yang lalai?













Selengkapnya

Daftar Calon Tetap Anggota DPR RI Pada Pemilu 2014

Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi hak pilih akan menggunakan suaranya untuk mewakili dirinya duduk di kursi lembaga Legislatif DPR/D maupun untuk memilih pemimpin yaitu Presiden dan wakil Presiden RI.

Kita diharapkan dapat menggunakan hak pilih kita secara cerdas agar kualitas berdemokrasi dan pembangunan semakin baik. Maka penting bagi kita untuk mengenal siapa yang harus kita pilih.

Dibawah ini daftar nama-nama Calon Anggota DPR RI pada Pemilu 2014 silahkan didownload sesuai Daerah Pemilihan masing-masing.

1

Aceh I
Lihat PDF

2

Aceh II Lihat PDF

3

Sumatera Utara I Lihat PDF

4

Sumatera Utara II Lihat PDF

5

Sumatera Utara III Lihat PDF

6

Sumatera Barat I Lihat PDF

7

Sumatera Barat  II Lihat PDF

8

Riau I Lihat PDF

9

Riau II Lihat PDF

10

Jambi Lihat PDF

11

Sumatera Selatan I Lihat PDF

12

Sumatera Selatan II Lihat PDF

13

Bengkulu Lihat PDF

14

Lampung I Lihat PDF

15

Lampung II Lihat PDF

16

Bangka Belitung Lihat PDF

17

Kepulauan Riau Lihat PDF

18

DKI Jakarta I Lihat PDF

19

DKI Jakarta II Lihat PDF

20

DKI Jakarta III Lihat PDF

21

Jawa Barat I Lihat PDF

22

Jawa Barat II Lihat PDF

23

Jawa Barat III Lihat PDF

24

Jawa Barat IV Lihat PDF

25

Jawa Barat V Lihat PDF

26

Jawa Barat VI Lihat PDF

27

Jawa Barat VII Lihat PDF

28

Jawa Barat VIII Lihat PDF

29

Jawa Barat IX Lihat PDF

30

Jawa Barat X Lihat PDF

31

Jawa Barat XI Lihat PDF

32

Jawa Tengah I Lihat PDF

33

Jawa Tengah II Lihat PDF

34

Jawa Tengah III Lihat PDF

35

Jawa Tengah IV Lihat PDF

36

Jawa Tengah V Lihat PDF

37

Jawa Tengah VI Lihat PDF

38

Jawa Tengah VII Lihat PDF

39

Jawa Tengah VIII Lihat PDF

40

Jawa Tengah IX Lihat PDF

41

Jawa Tengah X Lihat PDF

42

DI Yogyakarta Lihat PDF

43

Jawa Timur I Lihat PDF

44

Jawa Timur II Lihat PDF

45

Jawa Timur III Lihat PDF

46

Jawa Timur IV Lihat PDF

47

Jawa Timur V Lihat PDF

48

Jawa Timur VI Lihat PDF

49

Jawa Timur VII Lihat PDF

50

Jawa Timur VIII Lihat PDF

51

Jawa Timur IX Lihat PDF

52

Jawa Timur X Lihat PDF

53

Jawa Timur XI Lihat PDF

54

Banten I Lihat PDF

55

Banten II Lihat PDF

56

Banten III Lihat PDF

57

Bali Lihat PDF

58

Nusa Tenggara Barat Lihat PDF

59

Nusa Tenggara Timur I Lihat PDF

60

Nusa Tenggara Timur II Lihat PDF

61

Kalimantan Barat Lihat PDF

62

Kalimantan Tengah Lihat PDF

63

Kalimantan Selatan I Lihat PDF

64

Kalimantan Selatan II Lihat PDF

65

Kalimantan Timur Lihat PDF

66

Sulawesi Utara Lihat PDF

67

Sulawesi Tengah Lihat PDF

68

Sulawesi Selatan I Lihat PDF

69

Sulawesi Selatan II Lihat PDF

70

Sulawesi Selatan III Lihat PDF

71

Sulawesi Tenggara Lihat PDF

72

Gorontalo Lihat PDF

73

Sulawesi Barat Lihat PDF

74

Maluku Lihat PDF

75

Maluku Utara Lihat PDF

76

Papua Lihat PDF

77

Papua Barat Lihat PDF



Sumber: KPU RI

Selengkapnya

Friday, November 22, 2013

Bukit "Country" : Dari Merk Rokok Menjadi Terkenal

Bukit Country tampak dari kejauhan
Nama bukit "Country" sudah cukup poupler bagi sebagian besar kalangan penggiat alam bebas di Luwuk Kabupaten Banggai. Keindahan panorama padang rumput savana yang bagaikan permadani kuning kehijauan seakan menyatu menyelimuti lekukan-lekukan bukit-bukit yang gersang. 

Bukit "Country" dengan ketinggian kurang lebih 600 Mdpl berada di kawasan Suaka Margasatwa Lombuyan Desa Salodik Kecamatan Luwuk Utara. Desa Salodik ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat kurang lebih 1 jam. Untuk sampai ke Bukit "Country" ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih selama 2 jam dengan melewati hutan pinus dan padang ilalang yang tumbuh dalam kawasan suaka margasatwa tersebut. Kadang juga kita bisa bertemu kawanan sapi milik masyarakat yang sengaja dilepaskan untuk mencari makan rumput muda yang banyak tumbuh di kawasan tersebut.

Pemandangan yang indah akan kita dapati selama perjalanan. Dari atas Bukit "Country" kita dapat menikmati pemandangan yang luas. Di sebelah timur kita dapat melihat Gunung Tompotika yang membiru diselimuti awan. Di sebelah utara kita disuguhkan dengan pemandangan laut Teluk Tomini dan tepian pantai Desa Siuna dan Desa Poh serta Tanjung Jepara. Di sebelah barat mata kita akan terhibur dengan hamparan padang savana dan sebagian hutan serta beberapa ladang milik penduduk. Di sebelah selatan kita akan dibuat terkagum-kagum dengan bukit yang ditumbuhi hutan lebat.

Hanya perlu diperhatikan, untuk menikmati keagungan ciptaan Tuhan yang Maha Esa dari atas Bukit "Country" sebaiknya pagi atau sore hari, jangan saat siang hari karena hawa udara sangat panas dan kulit  tubuh kita terbakar apalagi bila musim kemarau.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa bukit itu dinamakan bukit "Country" ? Begini ceritanya. Pada malam perayaan tahun baru dari 2005 ke 2006, beberapa anggota MAPALA UNTIKA Luwuk bermaksud Camping sambil menikmati malam tahun baru. Maka dipilihlah lokasi di Kawasan Suaka Margasatwa Lombuyan. Pada tanggal 31 Desember 2005 sore, Diatmoko sapoetra (Yoko), Imanuel Monggesang (Nuel), Gulbahar Ndilao (Bahar), Topan Sumaila (Opan), Moh. Syahrin Amin (Ain) dan Ramli Abby (Silas) berangkat dari Bonua nu MAPALA UNTIKA menuju lokasi SM. Lombuyan. 

Tiba di lokasi SM. Lombuyan sekitar pukul 17.00 Wita. Kemudian dilakukan pencarian lokasi untuk mendirikan tenda. Cukup lama juga berputar-putar mencari lokasi tempat perkemahan. Bahar dan Nuel menelusuri perbukitan. Akhirnya Bahar menemukan puncak bukit yang terbuka dan dapat melihat seluruh pemandangan kawasan SM. Lombuyan. Bahar pun memanggil Nuel untuk bersama-sama menikmati pemandangan dari atas bukit tersebut sambil tentunya foto-foto dengan kamera HP. Di bawah bukit, Yoko dan kawan-kawan memanggil untuk segera turun, berhubung waktu sudah malam sehingga diputuskan untuk mendirikan tenda di punggungan bukit yang jaraknya sekitar 200 M dari Bukit Country. 

Kebetulan lokasi tenda dekat sumber air mirip selokan namun versi anak pecinta alam layak dikonsumsi. Sambil memasak menu makan malam Bahar menceritakan pemandangan diatas bukit tadi. Sehingga disepakati untuk menikmati malam pergantian tahun diatas bukit. Sehabis makan malam, forum curhat pun di mulai. Masing-masing menceritakan kisah hidupnya khususnya percintaan secara bergantian dan ditanggapi oleh yang lain. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 23.00 Wita.Semuanya bergegas mendaki puncak bukit dengan membawa perlengkapan masak, air minum dan snack. Perlengkapan yang lain ditinggalkan dalam tenda.

Tiba diatas bukit, semuanya tercengang dengan keindahan pemandangan malam hari. Ribuan bintang dan sebagian sinar bulan menerangi seluruh kawasan, apalagi dari kejauhan tampak kelap-kelip lampu di Desa Poh dengan musik irama dero samar-samar terdengar. Beberapa teman memainkan lampu senter untuk sekedar bercanda. 

Sambil menikmati kopi dan asap rokok, canda tawa pun mulai dilantunkan. Pada pukul 00.00 Wita semuanya hening dan berdoa masing-masing. Berbagai harapan di tahun 2006 disampaikan dalam hati. Setelah itu, walaupun cuaca semakin dingin namun canda tawa pun dilanjutkan sambil menunggu sinar matahari pagi. Tiba-tiba Bahar menyeletuk "ini tempat macam bau tai sapi". Setelah di cek memang benar dimana-mana ada tai sapi yang sudah mengering. Semuanya pun tertawa. Tiba-tiba Nuel yang dikenal sangat jarang bicara pun menyeletuk "Ini tempat sudah ada padang dan penuh tai sapi kering, mirip di film cowboy yang country-country" Semua kembali tertawa dan berkata "itu rokokmu juga merk Country". Akhirnya semua sepakat menamakan bukit itu dengan nama "Bukit Country".

Matahari pun mulai mekar diufuk timur, Pagi 1 Januari 2006. Lagu grup band Power Slaves dengan judul "Jika Kau Mengerti" dari HP milik Nuel pun terdengar diantara kencangnya hembusan angin pagi. Begitulah ceritanya tentang asal mula penamaan Bukit Country yang terkenal sampai sekarang.






Selengkapnya

Monday, November 18, 2013

Pendakian Gunung Tompotika

Gunung Tompotika tampak dari Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah | Foto: Ananto Praticno
Gunung bagi seorang penggiat alam bebas atau pendaki merupakan sesuatu yang membuat kaki terasa gatal untuk terus menjejakkan langkah menelusuri lekukan permukaan tanahnya, menelusuri sungai dan menerobos hutan untuk menggapai puncak-puncaknya. Tak peduli tubuh tergores duri, di gigit serangga, diselimuti kabut/salju, terbakar matahari dan bahkan terkubur tanah.

Kabupaten Banggai sebagai kabupaten di ujung timur Sulawesi juga memiliki beberapa gunung, diantaranya Gunung Tompotika 1530 Mdpl, Gunung Hek 2565 Mdpl dan Gunung Julutumpu 2230 Mdpl. Ketiga gunung tersebut termasuk dalam kategori tidak aktif. 

Gunung Tompotika walaupun ketinggiannya lebih rendah bila dibandingkan dengan dua gunung yang lain, namun gunung ini sangat dikenal oleh masyarakat kabupaten Banggai. Hal ini terkait dengan sejarah masa lampau masyarakat Banggai, Balantak dan Saluan. Di kalangan pendaki gunung terutama pencinta alam, gunung ini paling sering menjadi lokasi pendakian untuk berbagai kegiatan seperti ekspedisi, peringatan Hari Kemerdekaan maupun kegiatan pendidikan bagi anggota pencinta alam.

Jalur pendakian yang sering dilewati yaitu melalui Dusun Trans Tanah Merah Desa Sampaka Kecamatan Bualemo. Tranportasi menuju lokasi awal pendakian ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 jam dengan kendaraan angkutan umum roda empat maupun roda dua dari Luwuk ibukota Kabupaten Banggai.

Dari Dusun Trans Tanah Merah, pendakian dilakukan melewati kebun milik penduduk sekitar kemudian melewati hutan dan menyeberangi beberapa sungai dan tiba di lokasi Camp Damar dengan waktu tempuh kurang lebih 8 jam dan kondisi medan bervariasi. Lokasi ini sering dijadikan tempat istirahat dan bermalam bagi para pendaki sebelum melanjutkan ke lokasi camp berikutnya pada esok hari dan disini kita harus mengisi air secukupnya untuk persediaan di lokasi camp berikutnya.

Perjalanan selanjutnya menuju Camp Pintu Angin dapat ditempuh kurang lebih 7 jam dengan kondisi jalur tanjakan dan melewati hutan pinus. Hutan pinus dijalur ini sering terbakar. Hembusan angin dingin di lokasi camp ini cukup kencang sehingga para pendaki menamakannya Camp Pintu Angin. Disini para pendaki sering bermalam sambil menikmati pemandangan Desa Bualemo dan sekitarnya.

Lokasi Pintu Angin Gunung Tompotika | Foto: Galank

Pada esok harinya, pendakian menuju Puncak Seasea yang merupakan puncak tertinggi di Gunung Tompotika. Para pendaki umumnya hanya membawa perlengkapan yang perlu serta kebutuhan makan dan minum, perlengkapan lainnya disimpan didalam tenda. Waktu tempuh dari lokasi Camp Pintu Angin menuju Puncak Seasea kurang lebih 2 jam dengan kondisi medan variasi dan melewati bebatuan dan pohon-pohon khas hutan tropis. Puncak Seasea tertutup pepohonan dalam balutan lumut. Perjalanan dapat dilanjutkan ke Puncak Tompotika dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam.

Setelah puas menikmati keindahan puncak Gunung Tompotika dan mengabadikan dalam bentu foto, para pendaki kembali turun menuju lokasi Camp Pintu Angin.  Biasanya setelah makan dan packing peralatan, perjalanan pulang menuju Dusun Trans Merah dimulai. Waktu tempuh perjalanan pulang ini kurang lebih 9 jam. Tiba kembali di dusun ini, para pendaki bisa bermalam dan esoknya dapat melanjutkan perjalanan pulang ke Luwuk.

Semoga bermanfaat, Salam Lestari!!! 


 

Selengkapnya

Friday, November 1, 2013

Jokowi Anak Mahasiswa Pecinta Alam

Joko Widodo (Jokowi) berpenampilan metal sudah banyak yang tahu. Tapi bagaimana jika Jokowi muda berpose di atas gunung, lengkap dengan sarung tangan dan teropong sambil membentangkan bendera Mahasiswa Pecinta Alam ( Mapala )?

Itulah foto jadoel Jokowi yang diambil tahun 1983 silam. "Iya itu saya," ujar Jokowi saat makan siang di rumah makan Bakul Tukul, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2013).

Dalam foto hitam putih tersebut, Jokowi tampak mengenakan kaos lengan pendek, topi, dan sarung tangan. Dengan teropong yang dikalungkan di leher, Jokowi muda membentangkan bendera Mapala.

Jokowi mengatakan bahwa foto itu diambil saat dia bersama 11 temannya dari Yogyakarta naik Gunung Kerinci di Sumatera. Lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ini lalu bercerita dengan antusias tentang hobinya naik gunung saat masih mahasiswa.

"Banyak (gunung yang sudah didaki). Yang paling berkesan ya Gunung Kerinci itu karena tracknya susah," ceritanya.

Perjalanan Jokowi saat itu ditempuh dengan menggunakan bus dari Yogyakarta ke Padang. Kemudian dari Padang ke Gunung Kerinci memakan waktu selama satu hari.

"Kerinci itu perjalanannya dua hari. Teman-teman saya semuanya gede-gede, saya sendiri yang kecil tapi saya duluan yang sampai," kata Jokowi sambil tersenyum.

Pria 52 tahun itu lupa kapan terakhir mendaki gunung. Namun, saat masih muda Jokowi mengaku bisa mendaki gunung setiap minggunya.
sumber : detik.com
 

Selengkapnya